Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Sunday, May 6, 2018

Warga Siksa Seorang Tunawisma Akibat Hoax

Unknown

Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang
 tidak benar, tidak etis dan dapat diangggap melanggar hokum atau mengganggu ketertiban umum.
Contohnya Pornografi, penyebaran berita tidak benar/hoax.
Gara-gara Percaya Info Hoax,

Warga Siksa Seorang Tunawisma

Picture3.jpg

Seorang petugas dari Dishubkominfotik Brebes, Jawa Tengah, menempelkan selebaran untuk menangkal
 hoax yang beredar di masyarakat.

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BREBES – Seorang tunawisma menjadi korban penganiayaan karena
 diduga sebagai penculik anak di Kecamatan Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (7/3/2017).
Warga termakan berita bohong atau hoax bahwa tunawisma tersebut adalah penculik anak.
Mereka langsung tersulut emosinya lalu menyiksa dan mengaraknya dengan posisi kepala di bawah.
Menanggapi hal itu, Bupati Idza Priyanti mengajak masyarakat Kabupaten Brebes untuk melawan hoax 
atau berita bohong yang tersebar di masyarakat,  lewat media sosial.

“Hoax bisa berakibat fatal bahkan menyebabkan korban jiwa kalau tidak bisa menyikapinya 
secara bijak,” kata Bupati Brebes Idza Priyanti, Kamis (9/3/2017).
Untuk menangkal hoax yang beredar di masyarakat, Idza Priyanti memimpin rapat koordinasi penanggulangan
 berita hoax di Pendopo Bupati Brebes, Rabu (8/3/2017), yang dihadiri jajaran Forkopimda, Kominda dan pihak terkait.
Idza mengaku prihatin dengan berita yang tersebar adanya penculikan anak-anak kecil oleh orang yang pura-pura gila sehingga warga sampai termakan isu sehingga menyerang tunawisma yang dinilai mengidap gangguan jiwa dengan main hakim sendiri.
“Jangan sampai ada kejadian lain yang menimpa orang gila. Ayo, kita amankan baik gelandangan maupun orang gila,” tambah Idza.
Dia mengajak warga untuk menggiatkan Siskamling demi keamanan masyarakat dan tidak main hakim sendiri. Menurut Idza, warga tidak boleh langsung percaya dengan informasi yang tidak jelas sumber beritanya.
Wakapolres Brebes Kompol Mashudi menjelaskan, ada 7 kejadian penyebaran berita hoax yang membuat resah masyarakat, yakni di Kecamatan Bulakamba, Ketanggungan, Pasarbatang, Tonjong, dan yang terbaru di Banjarharjo.
Mashudi menyarankan, bila ada hal-hal yang mencurikan agar melaporkan ke Babinsa atau Babinmas setempat.
“Jangan main hakim sendiri,” ucap dia.
Dia juga mengingatkan, kalau berita hoax bisa dijerat dengan undang-undang Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE) atau Undang Undang nomor 11 tahun 2008.
“Ada konseksensi hukum bila ada penyebaran berita bohong atau hoax,” tutur Mashudi.
Selebaran

Ribuan selebaran untuk mengantisipasi tindakan anarkis akibat berita bohong atau hoax yang beredar di tengah warga disebarkan, Kamis (9/3/2017) sore.
Selebaran yang dibagikan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Brebes, Jawa Tengah, ini berisi imbauan melawan informasi palsu atau hoax yang tengah beredar di masyarakat tentang beredaranya isu penculikan anak oleh pelaku yang berpura-pura menjadi tunawisma atau pengemis.
Para petugas menempelkan selebaran anti hoax ke sejumlah sudut kota Brebes, di antaranya di Jalan Taman Siswa, Veteran, Ahmad Yani hingga komplek Alun-Alun. Mereka juga menyebar selebaran dengan langsung membagikan ke pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintas.
Surtini (40), salah seorang warga yang sedang melintas di Jalan Taman Siswa, mengaku resah dengan banyaknya informasi ada orang gila yang menyamar. Dia bahkan tak habis pikir banyak warga yang melakukan aksi hakim sendiri terhadap tunawisma maupun pengidap gangguan jiwa yang tidak bersalah.
“Resah takut kalau anak main di luar, karena kabar seperti itu, tapi tadi dapat selebaran ternyata informasinya palsu,” kata Surtini.
Lusiana Indira Isni, Kepala Seksi Kehumasan Dinkominfoti Brebes, menjelaskan, aksi yang mereka lakukan mencegah terulangnya kejadian aksi main hakim sendiri.
Sejak beberapa hari kemarin, Lusiana mengaku telah menerima laporan dari warga bahwa ada tunawisma yang mengidap gangguan jiwa yang dianiaya warga lantaran dituduh sebagai penculik anak.
“Kami mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa isu mengenai penculikan anak untuk diambil organ dalamnya adalah berita bohong atau hoax.
Kami ingin masyarakat tahu bahwa berita itu adalah bohong jangan mudah percaya. Bila menemukan orang yang mencurigakan bisa dilaporkan kepada pihak berwajib,” ungkap dia.
Dengan penempelan dan pembagian 1.500 lembar selebaran anti-hoax ini, Lusiana berharap warga tidak termakan isu adanya orang yang menyamar sebagai orang gila maupun gelandangan sebagai penculik.(*)
http://batam.tribunnews.com/2017/03/10/gara-gara-percaya-info-hoax-warga-siksa-seorang-tunawisma

Unknown / Author & Editor

Blog ini masih dalam tahap pengambangan, mohon do'a nya yaahh semangART !^_^

0 komentar:

Popular Posts

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Distributed By Gooyaabi Templates